Malang, 25 Agustus 2024 – Departemen Biologi Fakultas MIPA Universitas Brawijaya sukses mengadakan kegiatan pelatihan dalam rangka pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan meningkatkan pemahaman guru-guru Biologi SMA di Kota Malang mengenai evolusi mikroba melalui teknologi CRISPR dan mekanisme resistensi antibiotik. Kegiatan ini berlangsung pada 24 dan 25 Agustus 2024, di Gedung MIPA Center dan Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya.
Gambar 1. Foto bersama pada sesi penyampaian materi di kelas
Kegiatan ini dihadiri oleh 23 peserta, terdiri dari 18 guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Biologi di Kota Malang dan satu guru dari Kabupaten Jombang, serta empat siswa SMA BSS Kota Malang. Pelatihan ini tidak hanya membekali para peserta dengan pengetahuan teori, tetapi juga dengan keterampilan praktis melalui uji sensitivitas antibiotik.
Diawali dengan sambutan dari Kepala Laboratorium Mikrobiologi, Dr. Suharjono, M.S, acara hari pertama meliputi penyampaian materi tentang “CRISPR-Cas9 System: Site-specific Gene Editing Technology“ yang disampaikan melalui zoom meeting oleh Hadiatullah, S.Si., M.Sc selaku alumni Prodi Sarjana Biologi UB yang sekarang sedang mengenyam Pendidikan S3 di Tianjin University, China. Sesi kedua membahas “Resistensi Antibiotik pada Mikroba: Mekanisme, Metode Deteksi, dan Solusinya”oleh Yoga Dwi Jatmiko, PhD, yang juga selaku Ketua Panitia kegiatan ini. Setelah sesi teori, para peserta langsung terjun dalam praktikum tentang uji sensitivitas antibiotik (disk diffusion test) yang dipandu oleh tim dosen Mikrobiologi (Dr. Suharjono, M.S., Dra. Tri Ardyati, M.Agr., Ph.D, Irfan Mustafa, S.Si., M.Si., Ph.D dan Yoga Dwi Jatmiko, S.Si., M.App.Sc., Ph.D.) dan tiga asisten.
Hari kedua kegiatan difokuskan pada pengamatan hasil praktikum dan diskusi interpretasi data, diakhiri dengan evaluasi melalui pre-test dan post-test. Hasil survei sebelum pelatihan menunjukkan bahwa sebagian besar peserta telah mengetahui cara menggunakan antibiotik yang benar. Sedangkan hasil evaluasi (pre-test dan post-test) menunjukkan pemahaman para peserta telah meningkat secara signifikan. Sebelum pelatihan, kisaran nilai pre-test adalah 30-90, sedangkan setelah pelatihan nilai post-test berkisar antara 75-100.
Gambar 2. Foto bersama pada sesi praktikum di laboratorium
Peserta mengungkapkan antusiasme dan harapan agar kegiatan serupa dapat diadakan secara rutin dengan topik-topik terkini. Rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah mengadakan pelatihan lanjutan di sekolah masing-masing, memanfaatkan fasilitas yang tersedia. Kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam mendukung program SDG untuk Pendidikan Berkualitas dan penguatan layanan pendidikan di Indonesia. Dengan meningkatnya pemahaman para guru, diharapkan pengetahuan tersebut dapat ditransfer kepada siswa dan kolega, memperkuat ekosistem pendidikan yang lebih baik di Kota Malang untuk mendukung penerapan kurikulum merdeka (ydj).